Pemanfaatan teknologi di bidang pendidikan

 On Senin, 16 Desember 2013  

Papan tulis dan kapur atau whitboard dan spidol, merupakan instrumen wajib dari sebuah proses belajar mengajar ketika saya sekolah SMA, 2007, tapi saya rasa sekarang pun masih banyak yang menggunakannya, terutama whiteboard dan spidol. Tanpa itu semua, proses belajar mengajar terlihat mustahil dilakukan, dan pasti murid-muridnya pada seneng bangat, hahaha. Namun di jaman sekarang, di jaman dengan perkembangan teknologi yang pesat, sudah sepantasnyalah kita memanfaatkan teknologi, yang diciptakan untuk mempermudah manusia, untuk sarana belajar mengajar, yang dikombinasikan dengan pengajaran konvensional di kelas. Dari sinilah hadir istilah e-learning, metode belajar mengajar menggunakan media elektronik, namun tidak terbatas pada itu saja melainkan termasuk jaringan yang menghubungkan media elektronik ini. 

Memaksimalkan si pemikir kanan

Lingkungan sekolah, SD hingga SMA pada khususnya lebih didesain untuk orang-orang yang memiliki kecenderungan berpikir dengan otak kiri, entah disadari atau tidak. Penggunaan buku sebagai alat bantu utama menyampaikan materi memang lebih menguntungkan murid dengan kecenderungan berpikir menggunakan otak kiri karena mereka menyukainya. Sebaliknya, murid dengan kecenderungan berpikir menggunakan dengan otak kanan kurang menyukai hal ini karena kecenderungan pemikir otak kanan suka menggabungkan seni, visual, dan musik dalam proses belajarnya. Akibatnya, si pemikir otak kiri akan lebih cepat menangkap pelajaran dibandingkan si pemikir otak kanan. Namun, hal seperti ini sudah bisa diminimalisirkan denga menggunakan metode e-learning. Penggunaan materi pembelajaran berbentuk audio visual akan sangat membantu si pemikir dengan otak kanan menangkap materi lebih cepat. Penggunaan video dan animasi yang dipadukan dengan musik sebagai pelengkap tentu akan terlihat lebih menarik bagi si pemikir dengan kecenderungan otak kanan daripada hanya monoton dengan buku teks saja. Mengkombinasikan pengajaran dengan metode e-learning seperti audio visual dan buku teks bisa menjadi win-win solution bagi peserta didik dengan yang memiliki kecenderungan berpikir dengan otak kanan maupun otak kirinya. Guru juga akan terbantu dalam menyampaikan pelajaran melalui interaksi multimedia ini.

perbandingan otak kanan dan kiri



Buat si pendiam tidak lagi diam 

Tak semua murid bisa aktif mengemukakan pendapat di sebuah kelas, terkadang ada beberapa yang nampak pemalu dan pendiam. Tidak ada yang salah dengan itu, malah terkadang orang pendiam itu cenderung lebih pintar dari teman-temanya. Walaupun demikian, si pendiam tersebut bukan tidak mungkin menemukan masalah dalam proses belajar mengajarnya. Bertanya pada teman dekat merupakan cara yang paling nyaman dilakukan orang yang pendiam. Namun bagaimana jika teman dekatnya ini juga tidak memiliki solusi mengenai masalah pelajaran yang dihadapinya sedangkan si penanya malu menanyakanya kepada guru secara langsung di kelas. Di sinilah, bisa disisipkan sentuhan e-learning untuk mempermudah komunikasi antara guru dan murid dengan syarat guru mau meluangkan waktunya di luar waktu belajar mengajar untuk muridnya. Konsepnya simpel, murid yang pemalu ini bisa menanyakan masalah pelajaran yang kurang dimengerti melalui pesan singkat di ponsel, ataupun media perpesanan dan media sosial seperti BBM, Line, Facebook, dan Twitter. Dengan demikian diharapkan murid yang pemalu ini tidak malu-malu lagi menanyakan masalah pelajaran yang dihadapinya.

manfaatkan jejaring sosial untuk kebutuhan e-Learning


Kerja pintar dengan e-Learning

Memang, teknologi diciptakan untuk mempermudah pekerjaan manusia dan e-learning sebagai pengembangan dari teknologi sudah seharusnya bisa mempermudah seorang guru dalam mendidik peserta didiknya. Pengimplementasian e-Learning tentu akan berbeda-beda di setia tingkat pendidikan dari TK hingga perguruan tinggi, namun tujuannya tetap sama, mempermudah proses pengajaran baik segi penangkapan oleh peserta didiknya maupun penyampaiannya oleh pengajar. Sayangnya, pengimplementasian e-Learning di Indonesia masih sedikit, terkendala masalah dana dan sumber daya guru yang mampu menggunakannya terutama sekolah-sekolah di pedalaman. Namun, untuk sebuah perkotaan, e-learning sepertinya sudah harus dikenalkan lebih lanjut lagi, malah beberapa sekolah dan universitas telah mengimplementasikannya. Dengan pengimplementasian e-learning dengan benar, peserta didik maupun pengajar akan mendapatkan banyak keuntungan misalnya waktu dan jarak bukan lagi penghalang untuk melaksanakan proses pembelajaran. Pada akhirnya, kedua belah pihak akan sama-sama mendapatkan keuntungan dari pengimplementasian e-learning ini.

jarak dan waktu bukan masalah, murid pun dirugikan diuntungkan




sumber: 1, 2
Pemanfaatan teknologi di bidang pendidikan 4.5 5 Unknown Senin, 16 Desember 2013 Papan tulis dan kapur atau whitboard dan spidol, merupakan instrumen wajib dari sebuah proses belajar mengajar ketika saya sekolah SMA, 200...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar